Headlines News :
Home » » Surat Cinta Mbah Budi kepada Javier Zanetti

Surat Cinta Mbah Budi kepada Javier Zanetti

Written By Japrax on Minggu, 13 Agustus 2017 | 11.16


Dear, tuan Javier,

Perkenalkan, aku seorang Interista yang berasal dari Indonesia, negeri asal Presiden Internazionale Milano saat ini, Erick Thohir. Tak perlu mengingat-ingat hingga kebingungan tuan Javier, Anda sudah pasti tidak mengenaliku karena kita juga tak pernah bertemu sebelumnya.

Jarak jauh yang membentang di antara Indonesia dan Italia, juga karena aku yang hidup sejak zaman Firaun, membuat kita berdua terpisah tak hanya angka ribuan kilometer, tapi juga terpisah ruang dan waktu. Biarlah waktu yang fana, tuan Javier, karena Anda tak pernah fana bagiku.

Seperti yang pernah aku tuliskan dahulu, Inter bukanlah kesebelasan pertama asal Eropa yang memikat perhatianku terhadap sepak bola internasional. Klub Inggris, Chelsea, dan penggawanya asal Italia di penghujung 1990-an sampai awal 2000-an, Gianfranco Zola, merupakan pihak yang lebih dulu melakukannya.

Walau begitu, di periode awal kekagumanku kepada Chelsea dan Zola, diri ini sempat menyaksikan laga yang Anda mainkan bersama Inter. Tepatnya di partai final Piala UEFA 1997/1998 saat berjumpa tim senegara, Lazio.

Aku juga masih ingat, ketika itu Anda menciptakan sebuah gol cantik dari luar kotak penalti. Gol yang Anda bukukan via sepakan first time keras itu berhasil membuat papan skor berubah menjadi 2-0. Hingga akhirnya, Anda bersama kawan-kawan sukses memenangi pertandingan tersebut dengan kedudukan 3-0, sekaligus membawa pulang trofi Piala UEFA ketiga Inter di era 1990-an.

Dan entah karena angin apa, pelan tapi pasti perhatianku kepada Chelsea dan Zola mulai terkikis seiring dengan makin menuanya pria bogel tersebut. Dari Inggris, atensiku pada sepak bola internasional mulai bergeser ke arah selatan, sekitar tahun 2001, tepatnya ke Italia yang ketika itu dijejali banyak sekali nama tenar dan sangat populer di Indonesia.

Menariknya, ketertarikan pada sepak bola Italia juga yang menuntunku kepada klub yang Anda bela, Inter. Sebagai penyuka warna biru, klub yang Anda bela merupakan salah satu opsi yang bisa kupilih untuk dijadikan tim favorit. Alasan ini juga yang membuatku memilih Chelsea, bukan Arsenal atau Manchester United, yang di penghujung 1990-an jadi kekuatan utama di tanah Britania.

Ya, aku mencintai Inter bukan karena keberadaan duo Ronaldo dan Christian Vieri yang begitu fenomenal itu, tuan Javier. Aku menyukai klub yang berdiri pada 9 Maret 1908 ini lebih dikarenakan nuansa biru yang melekat padanya meski harus terbagi dengan warna hitam. Toh, kombinasi warna biru dan hitam seperti yang terlihat di seragam tempur Inter tetaplah memukau bagiku.

Dari sekian sosok pesepak bola yang menggunakan seragam Inter, Anda salah satu yang paling menarik perhatianku. Kemampuan Anda berlari sambil menggiring bola, melewati lawan dengan beberapa gerakan yang tampak sederhana, hingga melepas umpan akurat dari sayap kanan I Nerazzurri bak sebuah tarian yang amat memesona. Tak eksepsional layaknya gocekan Lionel Messi memang, tapi apa yang Anda lakukan ketika itu sungguh ciamik bagiku.



Dear, tuan Javier,

Meski berstatus sebagai kapten kesebelasan sejak 2001 sampai 2014 yang lalu, sorotan media terhadap Anda bisa dikatakan sangat minim. Berbeda dengan perlakuan mereka terhadap rekan-rekan setim Anda macam Adriano Leite hingga Yuto Nagatomo.

Situasi tersebut membuatku, mungkin juga Interista yang lain, harus berjuang lebih banyak dengan membaca majalah, koran atau berselancar di internet guna mendapat informasi mengenai diri Anda.

Dari situ kemudian aku pun tahu jika Anda merupakan pembelian pertama di era kepemimpinan Massimo Moratti. Bersama Sebastian Rambert, dari Argentina Anda dibawa melintasi samudera untuk berlabuh di Appiano Gentile, markas latihan Inter.

Jauh dari kampung halaman nyatanya tak membuat Anda kesulitan untuk beradaptasi dengan kultur di Italia. Pelan tapi pasti, lewat performa yang elegan, konstan sekaligus mengagumkan, Anda menunjukkan kepada semua orang jika Moratti sama sekali tidak salah menginvestasikan uangnya kepada Anda, tuan Javier.

Anda selalu menampilkan determinasi luar biasa, baik di sesi latihan maupun berlaga di sebuah pertandingan. Sebuah kenyataan yang diamini oleh banyak pelatih yang pernah menangani Anda. Memiliki posisi natural sebagai fullback, Anda tetap mampu tampil brilian ketika pelatih-pelatih Inter menempatkan Anda di posisi yang lain. Entah itu sebagai wingback, gelandang sayap, gelandang bertahan sampai bek tengah.

Profesionalisme dan kebanggaan mengenakan seragam biru-hitam milik Inter benar-benar Anda tunjukkan selama mengabdi di Stadion Giuseppe Meazza.

Tak sampai di situ, loyalitas yang Anda tunjukkan selama lebih dari satu dekade berstatus sebagai pemain Inter juga tak ada bandingannya. Tawaran dari klub-klub raksasa Eropa lain seperti Manchester United dan Real Madrid Anda tolak demi bertahan di Inter walau saat itu kering prestasi. Sebuah kondisi yang akan sulit ditemui pencinta sepak bola di masa yang akan datang.

Maka tak perlu heran apabila Anda berhasil memegang sejumlah rekor di Inter, antara lain sebagai pemain dengan jumlah penampilan terbanyak di sepanjang sejarah klub (turun di 858 partai), sosok Il Capitano Inter dengan durasi paling panjang sekaligus kapten yang paling sering mengangkat trofi juara (15 titel).

Bareng tim nasional Argentina, Anda juga masih tercatat sebagai pemegang caps terbanyak usai bertempur di 143 pertandingan sembari menyumbangkan 7 gol. Sayangnya, semasa aktif dahulu Anda belum berhasil membawa La Albiceleste menyudahi paceklik gelarnya sejak tahun 1993 silam.

Apa yang Anda tampilkan tentu mengundang respek dan kekaguman dari banyak pihak, baik kawan ataupun lawan. Nama Anda kerap disebut-sebut sebagai perlambang dedikasi dan kesetiaan meski bukan produk asli Inter layaknya Paolo Maldini di AC Milan dan Francesco Totti di AS Roma. Buktinya, Inter juga mengistirahatkan nomor punggung 4 yang biasa Anda kenakan sebagai tanda penghormatan.

Akupun sepakat, hanya para pembenci saja yang bakal kukuh dalam ketidaksukaan terhadap Anda. Tapi biarlah, hal itu juga takkan membuat mereka lebih baik daripada orang-orang yang memahami arti respek kepada Anda, tuan Javier.


Dear, tuan Javier,

Di luar lapangan, aku juga tahu bila kehidupan pribadi Anda bersama Paula sangat tenang dan jauh dari gosip-gosip miring seperti yang lumrah terjadi pada pesepak bola masa kini. Anda juga terkenal sebagai figur yang punya kepedulian sosial tinggi. Keberadaan Fundación PUPI (Por Un Piberío Integrado) yang Anda dirikan bersama Paula untuk membantu anak-anak kurang berada dan memiliki keterbatasan di Argentina menjadi sebuah bukti nyata.

Melalui yayasan ini, Anda seakan mengajari kami semua bahwa kepedulian terhadap sesama adalah salah satu cara membuat hidup ini lebih bermakna. Yayasan ini seperti perwujudan bahwa Anda tak ingin jadi kacang yang lupa kulitnya. Masa lalu Anda yang cuma berasal dari kaum pekerja di area pelabuhan sudah menempa mentalitas dan karakter sejati dari seorang Javier Zanetti.

Aku harus jujur, sampai hari ini tak ada satupun pemain I Nerazzurri yang benar-benar kuidolakan. Sebab menurutku, tak ada satu pemain pun yang lebih besar dari Inter. Tapi Anda membawaku pada suatu dimensi berbeda tentang kekaguman akan dedikasi dan kesetiaan, tuan Javier. Suatu hal yang tak mungkin bisa kupelajari dari Zlatan Ibrahimovic!

Di saat Anda didapuk sebagai wakil presiden Inter per tahun 2014 silam, akupun tak ragu untuk mengamini keputusan tersebut. Anda layak untuk berada di sana agar senantiasa dekat dengan klub yang Anda cintai layaknya keluarga ini. Apalagi selama menjabat hingga detik ini, Anda juga tak menunjukkan gelagat negatif yang menimbulkan kekisruhan.

Dengan segala profesionalisme, loyalitas, kesederhanaan dan kepedulian yang Anda tunjukkan selama ini, rasanya tidak salah bukan untuk menjadikan Anda sebagai suri tauladan?

Anda merupakan legenda dan juga simbol sejati bagi Interisti yang tak sempat menyaksikan bagaimana Giacinto Facchetti dan Sandro Mazzola maupun Giuseppe Bergomi memperlihatkan loyalitas serta totalitas mereka bagi I Nerazzurri.

Dan pada hari ini, 10 Agustus, izinkan saya mewakili seluruh Interisti dan mereka yang menaruh hormat kepada Anda untuk mengucapkan sesuatu bagi Anda yang kami kagumi dengan segenap hati.

Selamat ulang tahun, tuan Javier. Semoga panjang umur dan sehat selalu.

#ForzaInterPerSempre

Author: Budi Windekind (@Windekind_Budi)
Interista gaek yang tak hanya menggemari sepak bola tapi juga american football, balap, basket hingga gulat profesional

source: http://football-tribe.com/indonesia/2017/08/10/surat-cinta-javier-zanetti/


Share this article :

0 komentar:

Speak up your mind

Tell us what you're thinking... !

Jangan Lupa Follow Us Interisti

 
Support : Creating Website | Johny Template | Mas Template
Copyright © 2011. Inter Milan Indonesia - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website Published by Mas Template
Proudly powered by Blogger